Bahasa Arab tidak sekadar alat tutur. Sebaliknya, ia memeluk identitas, menyimpan budaya, dan menjaga memori peradaban. Kini, Arab Saudi berdiri sebagai rujukan pelayanan bahasa Arab di panggung dunia.
Melalui Majma’ Malik Salman Al ‘Alami lil Lughatil Arabiyyah, Kerajaan menyebarluaskan, mengembangkan, dan memperluas penggunaan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari serta ranah keilmuan.
Majma’ menempatkan penguatan kapasitas manusia sebagai prioritas. Dengan demikian, perhatian pada bahasa berdampak langsung pada riset, pendidikan, dan praktik profesional. Di sisi lain, inisiatif yang kuat membuat ekosistem kebahasaan tumbuh lebih sehat.
Khusus pada program pembelajaran, Markaz Abjad li Ta’limil Lughatil Arabiyyah menawarkan kurikulum global empat tingkat, masing-masing 160 jam bagi penutur non-Arab.
Selain itu, Pameran Bahasa Arab untuk Anak menghadirkan pengalaman berbahasa, pengetahuan, dan budaya bagi generasi belia. Lebih jauh lagi, Pameran Bahasa Arab 28 menunjukkan inovasi yang memantulkan keelokan dan keluasan khazanah Arab.
Pada ranah rujukan, Kamus Riyadh (Mu’jam Riyadh) menyajikan bahan kebahasaan fasih dalam format modern dan mudah diakses. Sebagai pelengkap, program Imersi Bahasa memberikan pelatihan jangka pendek bagi penutur asing untuk tujuan khusus—pariwisata dan budaya, misalnya. Alhasil, para tamu berbaur lebih cepat dengan masyarakat Saudi dan menyelami keragaman budaya serta warisan sejarahnya.
Untuk penjaminan mutu, uji kemahiran Hamza Academic Test mengacu pada Kerangka Acuan Eropa Terkait Bahasa (Common European Framework of Reference for Languange – CEFR). Karena itu, universitas dan lembaga pendidikan memperoleh tolok ukur yang presisi untuk memetakan level mahasiswanya. Pada gilirannya, data yang andal memperkuat keputusan akademik.
Pada akhirnya, rangkaian proyek dan inisiatif majma’ meneguhkan posisi bahasa Arab dan memantapkan pemakaiannya lintas segmen. Dengan kata lain, Arab Saudi menjaga, mengembangkan, dan memancarkan Al ‘Arabiyyah dengan visi yang jauh ke depan. [Muhammad Wildan Zidan]
Ditulis oleh: Khalid As Sulaiman, sumber: Okaz