Bagian 1, klik di sini

Saudinesia.id, Jakarta – Di Hari kedua, 10 Agustus, acara lebih berfokus pada sesi-sesi yang bersifat praktis. Pagi hari diisi dengan workshop intensif “Lika-liku dan Pengalaman Hidup di Saudi” oleh tokoh-tokoh nasional seperti Dr. Hidayat Nur Wahid, MA., Dr. H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA., dan Adi Suryo, M.Sc.

Sementara sesi siang menghadirkan para mahasiswi aktif dalam obrolan santai bertajuk “Peluang Akhwat untuk Belajar di Saudi” oleh Raidah PPMI Arab Saudi dan “Jurusan Umum di Saudi” oleh Nurul Iman Suansa, S.Hut., M.Sc. Acara ditutup dengan sesi quiz dari panitia dan Grand Closing yang disampaikan oleh ketua pelaksana Saudi University Expo 2025 pada sore hari.

Di salah satu sudut stan, Ustadz Randy, pendamping dari rombongan Pondok Pesantren Sabilunnajah, Bandung, menyampaikan kesannya yang begitu mendalam terhadap event ini.

“Alhamdulillaah, kami bersyukur kepada Allah atas kesempatannya bisa hadir dalam acara ini. Kami dari Pesantren Sabilunnajah Bandung sangat senang bisa hadir dan mengeksplorasi berbagai universitas yang ada. Bahkan panitianya sangat memberi kemudahan bagi kami yang 220 orang.

Mulai dari tiket, info bus, disambut ketika datang, lalu pengaturan makan pun dimudahkan oleh panitia. Kami melihat, panitia sudah sangat berusaha rapi dalam pengaturan ikhwan dan akhawat agar tidak ikhtilath. InsyaaAllaah kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Semoga tahun depan ada kegiatan Saudi University Expo lagi dan bisa lebih baik dari sekarang. Aamiin.”

Fajran Abdullah, pengunjung dari Tangerang, juga membagikan pengalamannya dari acara ini. Insight yang didapat dari acara ini bisa membuka matanya untuk melihat lebih luas peluang kuliah di Arab Saudi.

“Alhamdulillah, menurut saya Saudi Universrity Expo merupakan ajang yang sangat bagus bagi mahasiswa PPMI Arab Saudi untuk memperkenalkan universitas – universitas yang berada di Saudi Arabia agar masyarakat lebih mengetahui perhatian Arab Saudi dalam memajukan peradaban islam dan juga kaum muslimin khususnya dalam bidang agama islam, teknologi, sains, dan lain lain, serta mempererat ukhuwwah islamiyyah.

Di sana kita bertemu dengan para mahasiswa aktif dari masing masing kampus yang memungkinkan kita untuk menggali informasi sebagai bekal untuk mendaftar di kampus yang diminati.”

Kisah Fajran adalah cerminan dari ribuan pengunjung lainnya. Mereka mendapatkan perspektif yang lebih luas, dengan paradigma yang tidak lagi sempit. Arab Saudi bukan lagi sekadar tujuan spiritual, tetapi juga destinasi akademis yang sangat kompetitif dan menjanjikan.

Pada akhirnya, Saudi University Expo 2025 bukanlah sekadar pameran pendidikan. Ia adalah sebuah penanda zaman, sebuah titik di mana persimpangan kepentingan ekonomi, kebutuhan talenta, dan ambisi generasi muda bertemu.

Bagi para pelajar, ini adalah awal dari pendakian yang curam. Bagi Indonesia dan Arab Saudi, ini adalah fondasi dari sebuah babak baru hubungan strategis yang sedang dibangun. Dampak sesungguhnya dari acara dua hari di Jakarta Selatan itu baru akan kita rasakan beberapa tahun ke depan.

Saudi University Expo 2025 telah usai, namun gema dan peluang yang ditawarkannya baru saja dimulai. Bagi anak-anak muda Indonesia yang haus akan ilmu dan berani bermimpi besar, gerbang menuju pusat transformasi global kini terbuka lebih lebar dari sebelumnya. Ini bukan lagi soal berburu ilmu ke negeri barat, tapi saatnya melirik ke jantung Timur Tengah yang sedang berlari kencang menuju masa depan. [Muhammad Wildan Zidan]