Bulan Ramadan di Arab Saudi identik dengan cuaca panas dan kering. Cuaca tersebut sangat dibutuhkan untuk kurma agar dapat berbuah sebagaimana biasanya para petani melakukan panen di bulan Ramadan.
Akan tetapi Ramadan tahun ini, seorang Profesor Iklim di Universitas Qassim dan Ketua Komite untuk prakiraan cuaca, Abdullah Al-Misnad, meramalkan hujan akan terus turun bersamaan dengan bulan suci Ramadhan selama sepekan.
Al-Misnad mengatakan melalui akun resminya di twitter, bahwa hujan akan mencakup berbagai Wilayah Timur dan Riyadh, di timur wilayah Mekah dan Asir.
Otoritas Umum untuk Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan, dalam laporannya tentang cuaca pada hari-hari tersebut, telah memperkirakan bahwa masih ada aktivitas angin di permukaan yang membawa debu dan dapat menyebabkan terbatasnya penglihatan di wilayah Utara, Jawf dan bagian utara Wilayah Timur.
Sementara awan hujan disertai angin kencang juga masih terjadi di Riyadh, Sharqiyah, Qassim, Asir, Baha, Makkah, Madinah, dan bagian timur dari wilayah-wilayah tersebut.
Bagi penduduk di negeri Arab yang banyak didominasi wilayah gurun pasir, turunnya hujan menjadi berkah tersendiri. Tentunya akan lebih meringankan dalam menghadapi puasa di bulan Ramadan yang memakan waktu 14 jam lebih. almowaten.net