Otoritas Umum untuk Pemeliharaan Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah membangun lingkungan digital yang terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi kinerja dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada para tamu Allah.
Teknologi dan inovasi digital dimanfaatkan secara semakin luas untuk melayani jamaah haji, umrah, dan pengunjung melalui strategi komprehensif yang selaras dengan era digital, didukung oleh keterampilan, kapabilitas, dan kinerja unggul para pegawai dan staf Haiah ‘Inayah Haramain.
Dalam laporannya, selama tahun 1446 H portal digital Haiyah telah merilis 217.000 kata konten digital yang diterjemahkan, 2.512 halaman digital untuk memperkaya perjalanan para peziarah dengan konten yang bermanfaat. Sebanyak 240 konten audio-visual juga tersedia untuk meningkatkan interaksi digital pengguna dalam 7 bahasa internasional.
Tersedia pula 8 layanan digital yang telah dimanfaatkan 3.619.608 peziarah, mencakup layanan pemesanan bagi para tamu Allah, memperkaya pengalaman mereka, termasuk layanan transportasi terpadu di Haramain dan sistem pelaporan terpusat.
Selain itu, diluncurkan pula 5 layanan digital musiman yang telah dimanfaatkan oleh 1.248.423 pendaftar, memungkinkan mereka mengajukan permohonan i’tikaf, mendapatkan izin buka puasa, serta mendaftar pekerjaan musiman. Otoritas juga menyiarkan khutbah di Haramain termasuk khutbah Arafah, serta menangani 12.723 laporan musiman.
Otoritas Pemeliharaan Haramain juga meluncurkan 8 sistem kelembagaan untuk mendukung transformasi digital, termasuk platform relawan, portal dukungan teknis, manajemen proyek, inovasi dan korespondensi internal, sistem login tunggal, kepatuhan operasional, serta platform promosi jabatan.
Selain itu, dikembangkan 15 prosedur dan layanan kelembagaan, 9 sistem infrastruktur dan manajemen jaringan, serta didirikan pusat rekayasa untuk kendali dan pengawasan guna meningkatkan efisiensi operasional.
Dalam waktu 3 bulan, otoritas menangani 13.000 tiket dan laporan, mengembangkan sistem visi komputer dan manajemen kerumunan dengan teknologi canggih, menghubungkannya dengan 2.500 kamera dan 5 sistem manajemen kerumunan, serta menghadirkan 12 inovasi teknologi baru di dua masjid suci.
Pihak otoritas juga bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah untuk memperkuat pengalaman pengguna dan tata kelola data melalui aplikasi cerdas seperti Nusuk dan Tawakkalna.
Sebanyak 24 inisiatif unggulan untuk mempercepat transformasi digital, termasuk pengembangan arsip elektronik dan komunikasi administrasi, peningkatan layanan mandiri di dua masjid suci, penerapan sistem identitas digital, pelaksanaan rencana pemulihan bencana, aktivasi keamanan siber, pembentukan kantor data, serta pembangunan arsitektur kelembagaan.
Selain itu, otoritas berupaya meningkatkan tata kelola data melalui 6 set data terbuka, 11 kebijakan yang disetujui, serta pengembangan dan peluncuran versi awal platform pendukung pengambilan keputusan (Qarar).
Otoritas juga mengembangkan 9 sistem keamanan siber canggih untuk memperkuat perlindungan data digital, dengan penerapan 17 standar teknis dan operasional guna menjamin kualitas dan keamanan infrastruktur digital.
Terdapat 13 prosedur rinci untuk menerapkan kebijakan, mengendalikan operasi teknis, serta 3 rencana utama untuk menghadapi ancaman dan keadaan darurat digital, di samping 19 kebijakan yang telah disetujui dan dipublikasikan. [Muhammad Abyan Arrazi]
Sumber: Ajel