Setelah berakhirnya diskusi dan konsultasi dengan Arab Saudi, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Rabu (6/9) menyambut baik upaya Kerajaan dalam melakukan reformasi menuju rasionalisasi pengeluaran dan memperkuat kerangka keuangan.

Laporan tersebut juga mengungkap kekuatan kebijakan keuangan dan moneter, serta ketahanan dalam menghadapi perubahan Kerajaan telah terbukti. Hal ini yang telah memperkuat kepercayaan investor dan sektor swasta, di antaranya karena kontribusi dari laju digitalisasi yang mengesankan dan peningkatan partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja.

Sebagai puncak dari upaya Saudi, pendapatan non-minyak mengalami pertumbuhan yang meningkat dan berkelanjutan karena reformasi struktural, sebagaimana kerangka Visi Saudi 2030.

Peningkatan pertumbuhan non-minyak di Arab Saudi mencatatakan 4,8% untuk tahun 2022 M, dengan ekspektasi rata-rata pertumbuhan PDB riil nonmigas mencapai 4,9% pada tahun 2023. Hal ini mengingat laju pelaksanaan proyek semakin cepat dan momentum pertumbuhan output nonmigas diperkirakan akan terus berlanjut selama tahun 2024.

Arab Saudi terus berupaya melakukan serangkaian reformasi ekonomi dan kebijakan keuangan sesuai dengan situasi ekonomi dan keuangan, termasuk masalah pajak pertambahan nilai. Di antaranya mengambil langkah proaktif untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap inflasi yang tinggi, termasuk menetapkan batas harga energi.

Arab Saudi juga mencatat angka pengangguran mencapai rekor terendah, partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja melebihi target 30% dalam Visi Saudi 2030, inflasi terkendali, dan cadangan keuangan dan eksternal dibangun kembali.

Saat ini Saudi berfokus pada pembiayaan proyek-proyek pembangunan dalam jangka menengah, meningkatkan efisiensi belanja, memaksimalkan keuntungan ekonomi dan sosial, dan memberikan peningkatan peluang bagi sektor swasta dalam proyek-proyek infrastruktur.

Selain itu, Kerajaan terus menginvestasikan dana untuk program visi dan proyek-proyek besar, sambil berupaya memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk berinvestasi dalam proyek-proyeknya.

Pemberdayaan sektor swasta pada periode mendatang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan kerja di sektor-sektor dan perekonomian secara umum, sebagai upaya mencapai tujuan pengurangan tingkat pengangguran dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Rencana ini yang akan mendukung penciptaan ratusan ribu lapangan kerja dan meningkatkan kontribusi sektor swasta terhadap produk domestik bruto menjadi 65% pada tahun 2030.

Sebagai bagian dari pencapaian tujuannya, program privatisasi saat ini menawarkan lebih dari 200 peluang di beberapa sektor untuk meningkatkan kemitraan dengan sektor swasta, yang akan mengarah pada peningkatan kualitas dan efisiensi layanan yang diberikan kepada warga negara dalam proyek privatisasi.

Reformasi struktural dan investasi dilakukan Saudi pada infrastruktur digital yang kuat, serta investasi dalam teknologi inovasi dan aset, menjadikan Kerajaan Arab Saudi nomor satu di G20.

Saat ini Arab Saudi tengah menyusun rencana untuk memperluas pembangunan infrastruktur digital dan meningkatkan kualitas layanan secara umum. Untuk mengubah Kerajaan menjadi pusat digital regional dan meningkatkan investasi langsung di sektor komunikasi dan teknologi informasi menjadi 5,7% dibandingkan dengan produk domestik bruto.

Visi Saudi 2030 bertujuan untuk meningkatkan kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto dari 13% pada tahun 2017 menjadi 19,2% pada tahun 2025, dan meningkatkan sektor e-commerce di Kerajaan menjadi 50 miliar riyal pada tahun 2025.

Visi Saudi 2030 juga telah berkontribusi dalam restrukturisasi penyusunan anggaran umum untuk meningkatkan efisiensi pencapaian belanja pemerintah. Sementara Otoritas Efisiensi Pengeluaran dan Proyek Pemerintah telah berhasil mencapai penghematan selama lima tahun terakhir lebih dari 530 miliar riyal dari pengeluaran pemerintah.[]

Sumber: Okaz