Konferensi ke-27 Parlemen Arab hari ini (7/4) menegaskan pentingnya menyatukan posisi Arab terhadap isu-isu utama Palestina dan memerangi teror.
Konferensi tersebut menekankan perlunya mengatasi ketegangan di dunia Arab dan menciptakan ekonomi Arab bersama.
Dalam pengumuman resmi terakhir, konferensi membuktikan bahwa tanah rakyat Palestina masih dijajah oleh Israel.
Konferensi tersebut juga menegaskan kembali terhadap dukungan perjuangan rakyat Palestina untuk pembentukan negara merdeka yang syah di Palestina, dengan Al-Quds sebagai ibu kota.
Dalam sebuah pernyataan di konferensi tersebut, mengecam keras serangan Israel terhadap rakyat Palestina dan tanah mereka, tempat-tempat perlindungan dan perumahan sipil. Pernyataan tersebut juga menyerukan kepada masyarakat dunia, khususnya negara-negara pemegang hak veto dari Dewan Keamanan PBB, untuk menekan Israel agar menghentikan kejahatan Israel di Palestina.
Keputusan resmi juga menegaskan hak rakyat Palestina untuk kembali ke tanah airnya, kembali ke tanah di mana mereka dideportasi. Parlemen menekankan perlunya kerja lebih keras untuk menentang kebijakan Yahudisasi di tempat-tempat suci Islam di kota Al-Quds dan menghentikan perubahan karakteristik aslinya.
Parlemen Arab sekaligus mengkritik keras keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Al-Quds, dan mengakuinya sebagai ibukota Israel.
Para peserta konferensi mengingatkan kembali atas perjanjian konferensi Rabat yang menyatakan bahwa AS tidak lagi menjadi agen perdamaian yang disahkan di Timur Tengah karena terbukti mendukung Israel. ArbN