Arab Saudi akan menginvestasikan lebih dari 500 miliar riyal ($133,34 miliar) untuk bandara, pelabuhan laut, kereta api, dan infrastruktur lainnya pada akhir dekade ini, sebagai upaya menjadikan kerajaan sebagai pusat transportasi dan logistik global, kata Menteri Transportasinya (Senin, 5/7).
Putra Mahkota Muhammed bin Salman, yang mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengalihkan Arab Saudi dari pendapatan minyak dan menciptakan lapangan kerja, mengumumkan dukungannya untuk transportasi dan logistik, yang detailnya telah dirilis secara publik, Selasa lalu.
Menteri Transportasi dan Layanan Logistik, Saleh bin Nasser al-Jasser mengatakan pada sebuah acara di Arab Saudi, bahwa strategi tersebut mencakup banyak proyek besar, lebih dari 500 miliar riyal dialokasikan untuk investasi.
Strategi tersebut adalah kebijakan ekonomi terbaru untuk menempatkan Riyadh dalam persaingan dengan Uni Emirat Arab, pusat bisnis, perdagangan, dan pariwisata di kawasan itu.
Arab Saudi berencana untuk meningkatkan jumlah rute penerbangan internasional dari 99 menjadi lebih dari 250 dan lebih dari tiga kali lipat total lalu lintas penumpang tahunan dari 109 juta pada 2019 menjadi 330 juta pada 2030, sebagaimana penjelasan Abdulaziz Al-Duauilj, Kepala Otoritas Penerbangan di acara yang sama.
Jaringan internasional kerajaan saat ini secara signifikan lebih kecil daripada negara-negara tetangganya, seperti UEA atau Qatar, yang keduanya merupakan pusat transit udara besar.
Al-Duauilj mengatakan kapasitas tahunan di Bandara Internasional King Khalid Riyadh dan Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah masing-masing akan meningkat menjadi 100 juta penumpang.
Dia juga mengatakan kerajaan bertujuan untuk menjadi pusat logistik angkutan udara global, menangani 4,5 juta ton kargo udara per tahun, naik dari 900.000 pada 2019.
Arab Saudi sebelumnya mengumumkan maskapai nasional baru akan diluncurkan sebagai bagian dari strategi, yang bertujuan menjadikan kerajaan itu sebagai pusat transit penumpang udara global terbesar kelima.
Maskapai penerbangan Arab Saudi lainnya, seperti Saudia dan anak perusahaan berbiaya rendah Flyadeal, sebagian besar mengoperasikan layanan domestik dan penerbangan point-to-point ke dan dari negara berpenduduk 35 juta orang tersebut. alarabiya