Umrah Ramadan oleh: Haji Tanpa Antri Bilboard Dekstop
promo: Haji Tanpa Antri Bilboard Dekstop

Benarkah Arab Saudi Menjadikan Hari Libur Nasional Untuk Memperingati Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Benarkah Arab Saudi Menjadikan Hari Libur Nasional Untuk Memperingati Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Telah viral di media sosial akhir-akhir ini sebuah berita bahwa Raja Saudi Arabia Salman bin Abdul Aziz telah menetapkan tanggal 30 November 2017 sebagai hari libur resmi di Arab Saudi dalam rangka peringatan Hari Raya Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berita ini berasal dari sebuah posting berita di portal elqanah-news.com dan thaqfny.com di Mesir. Situs norumors.net menjelaskan bahwa berita tersebut adalah hoax, tidak ada pernyataan resmi dari Arab Saudi terkait berita tersebut. Lebih lanjut dipastikan bahwa portal yang dengan admin bernama Mahmoud Bayouni, beralamat di 87 Thtawy Street, Cairo, sering mempulikasikan berita dusta yang menyerang Kerajaan Arab Saudi untuk kepentingan tertentu.

Sementara itu, ada tanggapan yang sempat dimuat di portal online sabq. Berikut tulisan yang beredar luas di media sosial sebagai bantahannya:

Kuota Haji Dalam Negeri
Promo

Syeikh Abdullah Al-Muthlaq, seorang penasehat dewan kerajaan dan anggota kibar ulama, telah mengeluarkan klarifikasi mengenai pendapatnya tentang perayaan Maulid Nabi, untuk membantah isu yg beredar, yang mengatakan bahwa:

‘Saudi akhirnya mengakui (perayaan) Maulid Nabi, dari seorang anggota dalam dewan kerajaannya, dan dia menganggap itu termasuk amal saleh’.

Syeikh Abdullah Al-Muthlaq mengatakan dalam klarifikasinya: bahwa telah disandarkan kepadaku akhir-akhir ini bahwa aku membolehkan perayaan maulid (kelahiran) Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam-, makhluk paling mulia, dan kekasihku. Dan bahwa aku memasukkannya dalam ibadah-ibadah yang bisa mendekatkan kaum muslimin kepada Allah ta’ala.

Ini adalah kedustaan yang disandarkan kepadaku dan tindakan membohongi kaum muslimin secara umum yang mereka berprasangka baik kepada para ulamanya.

Seandainya orang-orang yang berdusta melalui judul berita yang mereka susun sendiri, membaca perkataanku yang dia sebutkan di bawah judulnya, tentu mereka akan tahu bahwa aku tidak membolehkan perayaan maulid (kelahiran) orang terkasih dan terpilih (Muhammad) shallallahu alaihi wasallam-.

Sungguh orang yang paling besar dalam kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib, Dua putranya; Hasan dan Husein, dan para Khulafa’ Rosyidin yg lainnya seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Umar bin Abdul Aziz -radhiallahu anhum- dan juga selain mereka; tidak ada satu pun yang melakukan maulid tersebut, mereka juga tidak mengajak manusia untuk melakukannya.

Hal itu juga tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan beliau tidak juga mengajak kepadanya.

Para penyair dari kalangan sahabat -radhiallahu anhum- yang mencintai Nabi -shallallahu alahi wasallam- dengan kecintaan yang agung, seperti: Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik, Ka’ab bin Zuhair, dan selainnya, mereka tidak pernah memuji Nabi -shallallahu alaihi wasallam- dengan pujian yang diberikan oleh para penyair maulid, seperti Al-Bushairi dan yqng lainnya,

Sungguh mereka telah melampui batas dalam memuji beliau, hingga mereka jatuh dalam kesyirikan yang tidak diridhai oleh beliau -shallallahu alaihi wasallam-, tidak akan beliau terima, bahkan beliau telah memperingatkan dan melarang umat beliau darinya”.

Promo

*)dikutip dari berbagai sumber