Kementerian Luar Negeri Arab Saudi kembali menyatakan kecaman keras dan kemarahan Kerajaan Arab Saudi atas terjadinya kembali pelecehan terhadap Al-Quran dan agama Islam oleh kelompok ekstrimis di Denmark.
Arab Saudi mengungkapkan kekecewaan dan memandang kejadian tersebut berulang karena tidak diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terulangnya insiden pelanggaran terhadap kesucian Islam.
Peristiwa terbaru yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis di Denmark dengan membakar mushaf Al-Qur’an, meneriakkan slogan-slogan kebencian dan rasisme terhadap Islam dan kaum muslimin, di depan Kedutaan Besar Republik Irak di Kopenhagen.
Kemenlu Saudi menyatakan kecaman dengan sangat kuat atas tindakan yang menyerukan kebencian dan kekerasan antar agama, pada saat yang sama mengignatkan agar tidak mengulangi tindakan provokatif terhadap perasaan jutaan umat Islam di seluruh dunia, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan norma internasional.
Sebelumnya Arab Saudi bersama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menuntut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk mengutuk penodaan Al-Quran.
Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa terdiri dari 47 negara memberikan suara pada draf resolusi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengutuk penodaan mushaf Al-Qur’an.
28 negara menyetujuinya, 7 negara abstain, dan 12 negara menentangnya, termasuk Jerman, Belgia, Prancis, Finlandia, Rumania, Inggris, dan Amerika Serikat.[]