Arab Saudi mengutuk serangan Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah Utara dan menganggapnya sebagai “agresi militer.”
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan operasi tersebut merupakan “ancaman bagi keamanan regional” dan merusak upaya internasional dalam memerangi ISIS.
Serangan itu adalah “pelanggaran terang-terangan terhadap persatuan, kemerdekaan, dan kedaulatan wilayah Suriah,” kata Kemenlu Saudi.
Komentar Arab Saudi datang di tengah gelombang kecaman internasional atas tindakan Turki. Operasi militer yang bertujuan menghancurkan pejuang Kurdi di Suriah Utara, dimulai pada Senin sore (6/9) dengan serangan udara dan artileri. Kemudian di malam hari, pasukan darat bergerak melintasi perbatasan.
Turki melancarkan operasi militer terhadap pejuang Kurdi hanya beberapa hari setelah pasukan AS keluar dari daerah itu.
Uni Emirat Arab (UAE) juga mengutuk serangan tersebut, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan perkembangan berbahaya, termasuk agresi terang-terangan dan tidak dapat diterima atas kedaulatan negara Arab.
Sementara itu, Mesir, menyerukan diadakan pertemuan darurat Liga Arab terkait serangan Turki ke Suriah, sebagaimana penjelasan Kementerian Luar Negeri Mesir, Rabu (9/10).
“Mesir mengutuk agresi Turki di wilayah Suriah,” imbuh Kemenlu Mesir, dan menambahkan, “ini serangan terang-terangan dan tidak dapat diterima terhadap kedaulatan negara persaudaraan Arab.”
Kementerian luar negeri Mesir, dalam pernyataannya, “mengingatkan dampak langkah Turki pada persatuan dan integritas teritorial Suriah.”
Kementerian Luar Negeri Bahrain juga mengutuk serangan Turki dengan mengatakan bahwa pihaknya mendukung seruan untuk pertemuan darurat Dewan Liga Arab untuk mengambil sikap Arab yang bersatu terhadap agresi tersebut.
Kementerian Luar Negeri Lebanon turut mengutuk serangan Turki sebagai “agresi terhadap sister Arab state dan pendudukan tanah Suriah yang berdampak kepada kematian penduduknya dan terlantar.”
Libanin menyerukan pimpinan Turki “untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dan mendesaknya untuk berkoordinasi dengan negara-negara terkait untuk memulihkan stabilitas di Suriah dan menerapkan resolusi internasional dengan penekanan pada persatuan tanah dan rakyat Suriah.” Arbn & SG