Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, menegaskan bahwa Kerajaan Arab Saudi berupaya memanfaatkan energi nuklir dan penerapan radiasinya untuk tujuan damai, serta terus melaksanakan proyek energi nuklir nasional dengan seluruh komponennya.
Termasuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Arab Saudi, untuk berkontribusi pada pembentukan cadangan energi nasional dan mencapai pembangunan berkelanjutan sebagaimana prosedur internasional.
Dia menambahkan, saat menyampaikan pidato Kerajaan pada sesi ke-68 Konferensi Umum Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina (Senin, 16/9), Kerajaan telah menyelesaikan elemen dasar kesiapan administratif terkait pekerjaan regulasi nuklir.
Adapun persyaratan untuk mencapai kewajiban dalam perjanjian perlindungan komprehensif, menunjukkan bahwa Kerajaan pada bulan Juli 2024 telah mengajukan permintaan kepada IAEA untuk menghentikan Protokol Kuantitas Kecil dan beralih ke implementasi penuh Perjanjian Pelindungan.
Pangeran Abdulaziz menyampaikan bahwa saat ini pihaknya bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional untuk menyelesaikan sub-langkah penghentian Protokol Kuantitas Kecil pada akhir Desember 2024.
Sambil menekankan komitmen Kerajaan terhadap persyaratan internasional yang mengikat secara hukum terkait dengan proyek energi nuklir nasionalnya. Sistem nasional dan struktur kelembagaan Kerajaan juga memenuhi persyaratan pengendalian bahan nuklir dan teknis serta pengendalian ekspor.
Dia menjelaskan bahwa Arab Saudi menyerahkan instrumen aksesinya terhadap perjanjian hak istimewa dan kekebalan Badan tersebut pada tanggal 7 Agustus tahun ini, karena Kerajaan berkomitmen terhadap sejumlah dokumen internasional terkait bidang nuklir.
Termasuk yang berkaitan dengan keamanan, keselamatan, dan keamanan nuklir, sebagai upaya perlindungan. Kerajaan juga bekerja sama dengan Badan Atom ini untuk mengadakan lokakarya guna memperkenalkan perjanjian bersama mengenai perilaku aman dalam pengelolaan bahan bakar bekas dan limbah radioaktif.
Menurutnya, Arab Saudi mendapat manfaat dari misi peninjauan peraturan terpadu Badan tersebut, yang menyelesaikan misinya pada Oktober 2023 dan secara efektif berkontribusi dalam mengevaluasi upaya pengawasan nuklir nasional dan integrasi pekerjaan peraturan nuklir nasional secara komprehensif.
Di samping kepatuhan terhadap standar keamanan radiasi dan mencatat perkembangan kerangka peraturan nuklir dan radiasi serta komitmennya. Dengan terus mengembangkan praktik sesuai dengan standar internasional terbaik.
Pangeran Abdulaziz bin Salman menandaskan: “Kami di Kerajaan tidak menyembunyikan apa pun. Kami ingin menghadapi tantangan ini dengan menjadi negara teladan yang memproduksi dan mengekspor segala jenis energi.”
Dalam kesempatan yang sama, Pangeran Abdulaziz juga menghadiri penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Energi Atom Internasional yang diwakili oleh Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi dan Asosiasi Wanita dan Energi Saudi yang diwakili oleh Ketua Dewan Direksi, Putri Mashael binti Saud Al-Shaalan.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan kapasitas, dengan fokus pada pengembangan peran perempuan di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika serta mendukung inovasi dalam ilmu nuklir untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan.[]
Sumber: akhbaar24