Keputusan Arab Saudi menutup Masjidil Haramain, Makkah dan Madinah, menjadi buah bibir kaum muslimin dunia. Foto dan video bertebaran di media sosial, menunjukkan kondisi terkini Masjidil Haram.
Berikut penjelasan Pimpinan Umum untuk Urusan Masjidil Haramain, Syaik Dr. Abdurrahman As-Sudais dalam wawancara di stasiun televisi Al-Ikhbariyah Arab Saudi.
As-Sudais mengatakan, “langkah yang diambil oleh Kerajaan Arab Saudi melakukan sterilisasi Dua Masjid Suci untuk mencegah penyebaran virus, merupakan tindakan yang barokah (penuh kebaikan).”
Syaikh Sudais melanjutkan, “karena Pelayan Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota, berusaha keras memastikan kebaikan bagi umat Islam, muktamirin, dan peziarah, dengan prioritas pertama.”
Dalam wawancara via telpon tersebut, As-Sudais meyakinkan bahwa, “agama Islam memerintahkan untuk menjaga mashalih umat.” Syaikah As-Sudais menambahkan, “wabah penyakit merupakan cobaan dari Allah untuk hambanya merupakan hal yang biasa. Dan kewajiban seorang muslim adalah mencegahnya dengan mengambil langkah preventif agar tidak tersebar.”
“Hal yang terpenting dari sikap pemerintah Saudi dengan kebijakan ini adalah usaha yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan Haramain, menjadikan lingkungannya aman, sehat, bersih, sebagai contoh yang ideal.” Papar Syaikh Sudais.
Dari sudut agama, Syaikh Sudais meyakinkan bahwa keputusan penundaan kegiatan umrah untuk sementara bukan untuk selamanya, termasuk yang diperintahkan syariat untuk mencapai mashlahah, dengan tidak tersebarnya wabah penyakit.
Syaikh Sudais juga menjelaskan kebijakan di Haram Makkah saat ini adalah larangan turun ke area mathof (area thowaf sekeliling Ka’bah), selama proses sterilisasi dan pembersihan.
Jemaah dan peziarah Masjidil Haram juga dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam masjid. Untuk sementara, tidak disediakan air zam-zam dan karpet.
Di Masjid Nabawi Madinah, Raudah ditutup untuk sementara, kecuali dibuka pada waktu shalat. eremnews