Dua tahun setelah persetujuan awal, visa terpadu Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang telah lama ditunggu akhirnya memasuki tahap persetujuan akhir — dan Arab Saudi dipandang sebagai pihak yang akan paling diuntungkan, kata para pakar kepada Arab News.
Izin baru ini, yang memungkinkan perjalanan tanpa hambatan di enam negara Teluk, menjanjikan revolusi dalam pariwisata regional dan mobilitas bisnis. Meski semua akan merasakan manfaatnya, keunggulan unik Kerajaan — mulai dari sektor pariwisata religi yang berkembang pesat hingga reformasi ekonomi ambisius Vision 2030 — berpotensi menjadikannya penerima manfaat utama visa ini.
Pertama kali diusulkan pada 2023 dan disetujui resmi tahun lalu, visa terpadu GCC akan memungkinkan pelancong bergerak bebas antara Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan UEA dengan satu izin saja.
Sekretaris Jenderal GCC, Jassem Al-Budaiwi, mengonfirmasi pada awal September bahwa visa ini telah memasuki tahap akhir, menandai lompatan besar menuju sistem bergaya Schengen untuk kawasan Teluk.
Bagi Arab Saudi, waktunya sangat tepat. Kerajaan telah memperluas infrastruktur pariwisatanya sebagai bagian dari Vision 2030, dengan megaproyek seperti Neom, resor Laut Merah, dan oasis budaya AlUla.
Visa baru ini akan memperkuat upaya tersebut dengan memudahkan pelancong menggabungkan kunjungan ke Arab Saudi dengan destinasi mewah Dubai atau landmark budaya Qatar — menjadikan kawasan Teluk sebagai tujuan multi-destinasi.
Keunggulan Strategis Arab Saudi
Arab Saudi memiliki basis pariwisata religi yang kuat. Sebagai rumah bagi dua situs tersuci umat Islam di Makkah dan Madinah, Kerajaan setiap tahun menyambut jutaan jamaah haji dan umrah. Visa terpadu membuka peluang memperpanjang masa tinggal mereka sekaligus mengundang mereka menjelajahi penawaran budaya dan wisata rekreasi Saudi yang kian berkembang.
Raymond Khoury, mitra sekaligus kepala praktik teknologi dan manajemen inovasi di Arthur D. Little Middle East, mengatakan: “Sistem visa terpadu GCC menawarkan peningkatan pengalaman para pengunjung ini dengan mendorong masa tinggal lebih lama dan memfasilitasi perjalanan ke situs budaya dan bersejarah lain, seperti AlUla, Neom, dan Diriyah.”
Dia menambahkan: “Bandara besar seperti Riyadh dan Jeddah dapat berfungsi sebagai hub transit yang menawarkan perjalanan singkat ke situs-situs terdekat seperti Diriyah atau Qiddiya. Kerajaan juga bisa mempromosikan paket perjalanan lintas negara — seperti Jeddah-AlUla-Dubai atau Muscat — menggunakan kereta regional dan penerbangan murah.”
Visa terpadu ini hadir pada momentum penting dalam upaya pariwisata Vision 2030 Arab Saudi, yang menargetkan 150 juta kunjungan per tahun pada 2030.
Vijay Valecha, kepala investasi di Century Financial, menyebutkan: “Skala infrastruktur pariwisata Arab Saudi yang luar biasa, kemampuan digital dan visa yang maju, serta kalender acara berskala global memberikannya keunggulan kompetitif dibandingkan negara Teluk lainnya.”
Ia mencontohkan event besar seperti Formula 1 di Jeddah, Riyadh Season, dan Asian Winter Games di Trojena, yang meningkatkan profil global Kerajaan.
Khoury menambahkan, visa terpadu diperkirakan mempercepat tujuan diversifikasi pariwisata dan bisnis Saudi dengan menarik lebih banyak pengunjung internasional. Hal ini akan membantu mempercepat pencapaian target 150 juta kunjungan tahunan pada 2030, sekaligus memperkuat pertumbuhan pendapatan non-migas.
Dorongan Infrastruktur
Keberhasilan implementasi visa terpadu ini memerlukan pembangunan infrastruktur besar-besaran, dan Arab Saudi sedang melakukan investasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Valecha mengatakan: “Visa terpadu diperkirakan mempercepat inisiatif unggulan seperti Jalur Kereta GCC, perbatasan pintar, dan koridor transportasi regional. Sektor penerbangan akan berperan sentral dalam memperkuat status hub Arab Saudi.”
Bandara Internasional Raja Salman ditargetkan mampu menarik 120 juta penumpang pada 2030. Riyadh Air juga dijadwalkan meluncurkan penerbangan komersial pertamanya tahun ini, yang akan menjadi kunci dalam menjaga konektivitas tinggi antarhub utama GCC.
Dampak Ekonomi
Implementasi visa terpadu diproyeksikan menciptakan manfaat ekonomi luas, jauh melampaui sektor pariwisata.
Valecha menekankan bahwa sektor perhotelan dan pariwisata akan menyaksikan pertumbuhan signifikan karena meningkatnya permintaan hotel, transportasi, dan kuliner. Laporan UN Tourism mencatat kenaikan 102 persen kedatangan wisatawan internasional ke Saudi pada kuartal pertama 2025 dibandingkan 2019.
Selain itu, sektor logistik, hiburan, maskapai penerbangan, hingga inovasi teknologi di bidang platform perjalanan juga akan terdorong.
Peluang Bisnis dan Implikasi Jangka Panjang
Visa terpadu membuka peluang strategis bagi investor dan bisnis, terutama yang bergerak dalam layanan lintas negara. Reformasi ini juga memudahkan mobilitas talenta global di sektor teknologi, kesehatan, dan keuangan, mendukung visi Saudi menjadi hub inovasi regional.
Secara geopolitik, Arab Saudi dapat memperkuat pengaruhnya dengan memosisikan diri sebagai simpul utama kawasan Teluk yang lebih terhubung dan terintegrasi, baik dari sisi ekonomi maupun mobilitas manusia.
Dengan kombinasi unik antara signifikansi religi, posisi geografis strategis, dan perencanaan ekonomi visioner, Arab Saudi diproyeksikan menjadi penerima manfaat utama dari inisiatif integrasi regional bersejarah ini.
Sumber: arabnews.com