International Monetary Fund (IMF) memuji kinerja ekonomi Saudi yang dinilai kuat, tangguh menghadapi guncangan eksternal, serta berhasil melaju dalam strategi diversifikasi. Lembaga tersebut menyebut prospek jangka menengah Kerajaan tetap solid meski dunia diliputi ketidakpastian dan harga komoditas melemah.
Dalam pernyataan penutup setelah konsultasi Artikel IV 2025, IMF menegaskan sektor non-migas menjadi motor pertumbuhan. Inflasi terkendali, sementara pengangguran warga Saudi turun ke rekor terendah 7 persen pada kuartal IV 2024.
Keberhasilan ini dikaitkan dengan disiplin fiskal, reformasi struktural, dan investasi berkelanjutan di bawah Vision 2030. Langkah tersebut menyeimbangkan stabilitas fiskal dengan transformasi ekonomi jangka panjang.
Produk Domestik Bruto (PDB) non-migas naik 4,5 persen pada 2024, dipimpin sektor ritel, perhotelan, dan konstruksi. Sebaliknya, PDB migas menyusut 4,4 persen akibat pemangkasan produksi OPEC+, sehingga pertumbuhan total ekonomi hanya 2 persen.
Transaksi berjalan berubah dari surplus 2,9 persen menjadi defisit 0,5 persen, ditutup melalui pinjaman eksternal serta pengurangan akumulasi aset luar negeri. Kendati demikian, cadangan devisa Saudi masih kokoh di angka 415 miliar dolar AS, setara 187 persen dari standar kecukupan cadangan IMF.
IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan Saudi 2025 menjadi 3,6 persen dari 3 persen sebelumnya, bahkan diperkirakan meningkat ke 3,9 persen pada 2026 seiring pulihnya produksi minyak. Pertumbuhan non-migas diproyeksi melampaui 3,5 persen berkat proyek Vision 2030 dan ajang internasional besar.
Meski ada risiko dari lemahnya permintaan minyak, pengurangan belanja negara, atau tensi keamanan kawasan, IMF melihat peluang positif jika produksi migas naik atau investasi Vision 2030 ditambah.
Para direktur IMF menyoroti penguatan institusi fiskal publik, perencanaan fiskal menengah lima tahun, serta penerapan batas belanja hingga 2030. Mereka juga menyambut baik ketahanan sektor perbankan Saudi yang tetap sehat, menguntungkan, dan memiliki kredit macet hanya 1,2 persen pada 2024.
Laporan turut menyinggung persiapan Piala Dunia FIFA 2034 yang diperkirakan menelan investasi infrastruktur 26 miliar dolar AS, dengan potensi kontribusi 9–14 miliar dolar pada PDB. IMF juga mencatat undang-undang investasi baru yang memberi perlakuan setara bagi investor domestik dan asing.
Sejak 2016, reformasi struktural Saudi dinilai “mengagumkan”, mencakup perbaikan regulasi, peningkatan iklim usaha, partisipasi tenaga kerja perempuan, serta pengembangan SDM. IMF mendorong upaya berkelanjutan untuk menarik investasi swasta dan menjaga diversifikasi, terlepas dari fluktuasi harga minyak.
Selain itu, IMF mengakui peran kepemimpinan regional Saudi serta partisipasi aktifnya dalam forum multilateral, termasuk G20, dengan penekanan pada kontribusi terhadap solusi tantangan global. [Zein R]