Sepekan terakhir, jutaan siswa di Kerajaan Saudi kembali ke bangku sekolah. Suasana rumah berubah dari lengang liburan menjadi ritme yang tertib. Seperti lazim di awal tahun ajaran, orang tua menimbang pilihan terbaik bagi anak. Di satu sisi, sekolah negeri dan swasta tetap menjadi arus utama. Di sisi lain, guru privat dan platform digital menantang pendidikan konvensional.
Salah satu yang mencuri perhatian ialah 51Talk. Platform pendidikan global ini menetapkan Riyadh sebagai kantor regional Timur Tengah. Menurut Khalid Al Hamdan, Direktur Pemasaran 51Talk, layanan ini hadir di Saudi sejak 2022. Secara filosofi, mereka membangun kepercayaan diri siswa terlebih dahulu, lalu mengaitkannya dengan materi.
Selanjutnya, kelas privat satu-satu menjadi andalan 51Talk. Dengan model ini, guru bersertifikat berkomunikasi langsung dengan siswa. Dengan demikian, guru memberikan fokus personal yang sulit tercapai di kelas besar.
Menjawab kebutuhan kurikulum lokal, 51Talk menyiapkan rancangan belajar yang peka budaya. Selain itu, platform ini segera membuka pusat belajar utama di Park Avenue, Riyadh. Ruang tersebut mempertemukan siswa, orang tua, dan pengajar dalam suasana yang nyaman.
Sebagai catatan, 51Talk lahir di Tiongkok pada 2011. Pada 2016, perusahaan ini mencatatkan diri di Bursa New York. Saat itu, 51Talk menjadi edtech bahasa Inggris daring pertama dari Tiongkok. Menapaki 2025, data perusahaan menyebut layanan ini menjangkau lebih dari 40 juta pengguna. Jangkauannya tersebar di berbagai belahan dunia.
Keputusan menempatkan kantor regional di Riyadh membuka babak baru edtech kawasan. Karena itu, pembelajaran personal, adaptif budaya, dan berbasis kepercayaan diri akan kian menentukan hasil belajar.
Pada gilirannya, Riyadh tampil bukan hanya pusat pemerintahan dan bisnis. Sebaliknya, kota ini menjadi simpul pendidikan digital yang menyatukan keluarga, sekolah, dan teknologi. Pada akhirnya, semua unsur bergerak dalam satu tarikan napas kemajuan. [Muhammad Wildan Zidan]
Sumber: Akhbar24