Arab Saudi mencatat kenaikan 7 persen pada pendapatan non-minyak di kuartal II 2025, mencapai SR149,861 miliar ($39,9 miliar), naik dari SR140,602 miliar ($39,5 miliar) pada periode yang sama tahun lalu.
Lonjakan ini membuat pendapatan non-minyak menyumbang hampir setengah dari total pemasukan Kerajaan di periode tersebut, yakni 49,7 persen dari seluruh penerimaan.
Kementerian Keuangan melaporkan total pendapatan kuartal II mencapai SR301,595 miliar ($80,4 miliar), sementara belanja negara sebesar SR336,129 miliar ($89,6 miliar), menghasilkan defisit anggaran sebesar SR34,534 miliar ($9,2 miliar).
Pendapatan minyak justru mengalami penurunan tajam 29 persen secara tahunan menjadi SR151,7 miliar. Meski demikian, kenaikan pajak dan sektor non-minyak lainnya membantu meredam dampaknya.
Pendapatan dari pajak penghasilan dan laba naik menjadi SR13,729 miliar, pajak barang dan jasa mencapai SR74,950 miliar, dan pajak terkait perdagangan tumbuh menjadi SR6,323 miliar. Pajak lainnya serta pendapatan beragam juga mencatat pertumbuhan moderat.
Di sisi belanja, pengeluaran pemerintah turun 9 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu, dari SR368,932 miliar menjadi SR336,129 miliar.
Sepanjang semester I 2025, total pendapatan mencapai SR565,210 miliar ($150,7 miliar) dengan belanja mencapai SR658,446 miliar ($175,5 miliar), meninggalkan defisit kumulatif SR93,236 miliar ($24,8 miliar).
Pendapatan non-minyak pada periode ini mencapai SR263,667 miliar, sedangkan pendapatan minyak berkontribusi SR301,543 miliar.
Laporan juga mencatat penurunan pengeluaran pemerintah sebesar 2 persen secara tahunan di semester I, dari SR674,753 miliar pada H1 2024 menjadi SR658,446 miliar tahun ini.
Utang publik Arab Saudi naik menjadi sekitar SR1,39 triliun pada akhir Juni, terdiri dari SR871,3 miliar utang domestik dan SR515,136 miliar kewajiban luar negeri.
Cadangan negara meningkat menjadi SR396,954 miliar, sementara saldo akun berjalan tercatat SR102,587 miliar.
Sumber: SG الشرق الأوسط العربية