Meski ekspor minyak Arab Saudi turun cukup tajam pada Mei 2025, sektor non-migas justru menunjukkan performa yang solid. Berdasarkan laporan terbaru General Authority for Statistics (GASTAT) yang dirilis Kamis (24/7), ekspor non-minyak — termasuk re-ekspor — tumbuh 6% secara tahunan (year-on-year) menjadi SR31 miliar atau $8,2 miliar.
Namun, ekspor murni produk nasional (tidak termasuk re-ekspor) justru turun tipis 1,8%, menandakan tantangan dari sisi produksi domestik. Sementara itu, re-ekspor melonjak signifikan sebesar 20,5% dibandingkan Mei 2024.
Secara keseluruhan, nilai total ekspor barang turun 14% akibat anjloknya ekspor minyak sebesar 21,8%. Dampaknya, porsi minyak dalam ekspor nasional turun dari 72,1% jadi 65,6% — mencerminkan pergeseran strategis menuju diversifikasi ekonomi yang sudah digaungkan sejak Vision 2030.
Top Produk Ekspor Non-Minyak:
- Mesin listrik dan peralatan elektronik (23,7%, naik 99,8% dari tahun lalu)
- Produk kimia (22,8%, naik tipis 0,4%)
Top Produk Impor:
- Mesin listrik dan komponennya (29,7%, naik 23%)
- Alat transportasi (11,4%, tapi turun 9,2%)
Kemana dan Darimana Saudi Ekspor & Impor?
Tujuan ekspor utama:
- Tiongkok (14%)
- UEA (11,2%)
- India (8,9%)
Asal impor utama:
- Tiongkok (28,9%)
- AS (7,5%)
- UEA (6,3%)
Pelabuhan tersibuk di bidang impor adalah King Abdulaziz Port Dammam (26,4%), disusul Jeddah Islamic Port dan Bandara King Khalid Riyadh.
Analisa Ringan: Saudi Sedang Pindah Gigi Ekonomi
Secara makro, laporan ini bisa dibaca sebagai “kode keras” bahwa Saudi makin serius menjalankan diversifikasi ekonomi — sesuai semangat Vision 2030. Meskipun ekspor minyak turun, tapi produk non-minyak justru naik tajam, terutama di bidang teknologi danindustri ringan.
Dr. Abdullah Al-Rashid, pakar ekonomi syariah di Universitas King Saud, mengatakan: “Langkah ini menandai transformasi menuju ekonomi yang lebih tangguh dan sesuai prinsip Islam: tidak bergantung pada satu sumber, serta mengedepankan produktivitas dan keadilan distribusi.”
Perspektif Islam
“Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki sebagaimana burung yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.”
— HR. Tirmidzi
Rezeki itu datang dari berbagai arah, dan Saudi sedang memperluas jalur rezeki melalui sektor industri & ekspor halal. Bukan cuma minyak bumi, tapi “minyak akal” dari inovasi dan kerja keras. [Zein R]
Sumber: SG