Gelombang duka menyelimuti Istana Kerajaan Arab Saudi dan rakyatnya. Pangeran Al-Walid bin Khalid bin Talal bin Abdulaziz Al Saud, putra dari Pangeran Khalid bin Talal, telah berpulang ke rahmatullah di usia 36 tahun.
Kabar duka ini disampaikan melalui akun media sosial resmi keluarga dan Kantor Berita Saudi (SPA), mengakhiri perjuangan panjang Pangeran Al-Walid yang dijuluki dunia sebagai “The Sleeping Prince” atau “Pangeran Tidur”.
“Dengan penuh kesedihan dan kepasrahan kepada takdir Allah, Pangeran Khalid bin Talal bin Abdulaziz Al Saud mengabarkan berpulangnya putra tercintanya, Al-Walid,” demikian bunyi pemberitahuan resmi. Raja Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman pun menyampaikan ucapan belasungkawa.
Profil Sang Pangeran: Harapan Muda yang Terpotong & Latar Belakang Keluarga Kerajaan
Pangeran Al-Walid bin Khalid lahir dari keluarga yang dihormati, putra Pangeran Khalid bin Talal, cucu Pangeran Talal bin Abdulaziz, dan cicit Pendiri Kerajaan, Raja Abdulaziz Al Saud.
Dia merupakan anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang berada dalam garis keluarga kerajaan meski bukan anak atau saudara dekat raja saat ini.
Seperti banyak pangeran muda Saudi, Al-Walid menempuh pendidikan tinggi di bidang militer, mencerminkan dedikasi terhadap keamanan dan pembangunan tanah airnya. Dia dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan penuh semangat sebelum takdir memanggilnya dengan cara yang tak terduga.
Kecelakaan Tragis 2005 dan Awal Koma Panjang
Pada tahun 2005, saat masih remaja dan menimba ilmu di sebuah perguruan tinggi militer di London, bencana datang. Pangeran Al-Walid mengalami kecelakaan mobil yang sangat parah di London. Mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan hebat, mengakibatkan cedera kepala traumatis yang sangat serius berupa pendarahan otak.
Kisah detik-detik sebelum kecelakaan diceritakan ayahnya, Pangeran Khalid bin Talal, yang sempat merasa khawatir dan melarang Al-Walid keluar malam itu. Namun, Al-Walid meyakinkan sang ayah untuk pergi bersama dua teman kuliahnya.
Sesaat setelah kecelakaan, Al-Walid sempat siuman untuk menanyakan keadaan dua temannya yang selamat tanpa cedera serius, namun segera setelah itu dia terbenam dalam koma panjang.
Akibatnya, sejak tahun 2005 itu, Pangeran Al-Walid memasuki keadaan koma yang dalam. Dia sempat dievakuasi dan dirawat intensif di King Abdul Aziz Medical City di Riyadh, Arab Saudi.




Dua Dekade Bertahan dalam Koma
Selama 19 tahun lebih (hampir dua dekade) Pangeran Al-Walid berada di ranjang rumah sakit tanpa kesadaran penuh dalam kondisi vegetatif. Meskipun mendapat perawatan medis terbaik dan tercanggih di dalam maupun luar negeri, termasuk pemantauan intensif oleh tim dokter khusus yang ditunjuk Kerajaan, kesadaran penuh sang Pangeran tidak kunjung pulih.
Dia bergantung pada alat bantu ventilator mekanis untuk bernapas dan memperoleh nutrisi melalui selang makan. Aktivitas otaknya minimal. Julukan “The Sleeping Prince” atau “Pangeran Tidur” melekat padanya.
Tim medis sempat pesimis. Pada tahun 2015, setelah satu dekade tanpa perubahan berarti, dokter menyarankan agar alat bantu hidupnya dihentikan. Namun, sang ayah, Pangeran Khalid bin Talal, menolak tegas. “Jika Allah menghendakinya meninggal dalam kecelakaan itu, dia pasti sudah berada di dalam kubur sekarang,” ujarnya.
Keluarga, terutama ayahandanya Pangeran Khalid bin Talal dan ibundanya Putri Jazzi (Reema binti Talal), tetap mempertahankan dukungan hidup, tak pernah berhenti berharap, merawat, dan mendoakannya.
“Anakku adalah anugerah terbesar dalam hidupku. Kami terus berdoa dan berharap untuk pemulihannya, apapun yang terjadi,” ujar Pangeran Khalid. Keluarga kerajaan bergantian mendampinginya bertahun-tahun.
Pada tahun 2019, secercah harapan muncul – Al-Walid terlihat menggerakkan jari tangannya dan menolehkan kepala secara perlahan. Namun, setelah itu tidak ada perkembangan medis signifikan. Para ahli menyebut kasusnya sebagai salah satu koma terpanjang akibat cedera otak traumatik.
Video Viral “Sembuh” yang Menyesatkan & Harapan Palsu
Baru-baru ini (pertengahan 2025), beredar video viral yang mengklaim menunjukkan “The Sleeping Prince” telah sadar dan sembuh. Video itu memicu gelombang sukacita dan harapan palsu di masyarakat.
Di klip yang beredar, tampak seorang pria berbusana rumah sakit tengah duduk dan disambut keluarga. Namun, kenyataannya pahit. DNA Fact-check, media besar lainnya, Kantor berita ANTARA, dan sejumlah media internasional mengonfirmasi bahwa pria di video tersebut bukanlah Pangeran Al-Walid, melainkan pengusaha dan pembalap reli profesional ternama Saudi, Yazeed Mohamed Al-Rajhi, yang sempat mengalami kecelakaan di ajang Baja Jordan 2025 dan secara kebetulan memiliki kemiripan fisik.
Kantor Berita Arab Saudi (SPA) dan akun-akun keluarga kerajaan kemudian menegaskan bahwa kabar kesembuhan itu tidak benar, dan kondisi Pangeran Al-Walid tetap seperti sebelumnya.
Doa Keluarga dan Ketabahan Publik
Selama hampir dua dekade terbaring, perhatian dan doa untuk Pangeran Al-Walid tak pernah surut. Keluarga secara rutin membagikan kabar dan foto.
Pada April 2025, tepat 20 tahun masa komanya dan genap usia 36 tahun, bibinya, Putri Rima binti Talal, mengunggah foto-foto keponakannya itu di akun media sosial resminya disertai pesan haru dan doa.
Bibinya yang lain, Putri Noura binti Talal, juga pernah membagikan video gerakan jari Al-Walid pada Oktober 2020, menuliskan, “Segala puji bagi Allah yang telah memulihkan kesehatanmu, maka janganlah berputus asa dengan kekuasaan Allah”.
Tidur Panjang yang Berakhir, Kenangan yang Abadi
Kini, kabar duka yang sesungguhnya tiba. Pangeran Al-Walid bin Khalid bin Talal bin Abdulaziz Al Saud, Sang “Sleeping Prince“, kini telah beristirahat dengan tenang setelah 19 tahun koma.
Perjuangannya melampaui batas kesadaran manusia, dan kesetiaan keluarganya menjadi legenda cinta yang mengharukan.
Kisahnya dikenang sebagai pelajaran tentang ketabahan, cinta tanpa syarat, kekuatan doa, dan kepercayaan pada takdir Ilahi.
Turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada ayahanda Pangeran Khalid bin Talal dan seluruh keluarga besar Al Saud.
Semoga Allah subhanallahu wa ta’ala melapangkan kubur Al-Walid, menerangi, dan meridhoinya, serta memberikan ketabahan dan kesabaran yang luas bagi keluarga yang ditinggalkan. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. [Manda]