Umrah Plus September oleh: Umrah Plus September
promo: Umrah Plus September

Pemimpin dan Negara yang Anda Bela, Apanya?

Pemimpin dan Negara yang Anda Bela, Apanya?

Tulisan ini terinspirasi dari komentar netizen yang sangat bersemangat mendukung seorang pemimpin dan sebuah negara, tetapi tidak paham apa yang sebenarnya dia elu-elukan.

Untuk negerinya sendiri, bahkan dicelanya, rasa-rasanya presiden dan keberadaan negara lain jauh lebih baik dari Indonesia.

Di sinilah pentingnya ilmu; pantaskah menyanjung-nyanjung pemimpin bangsa lain tetapi di waktu yang sama, pemimpin di negaranya sendiri, direndahkan?

Hotel Nusuk
Promo

Fenomena seperti ini tampak mewabah, berbanding lurus dengan bertambah mudahnya akses dunia maya. Informasi semakin mudah diserap tanpa diimbangi nalar sehat.

Anda memuja-muji karena negaranya “islami,” apakah dengan UUD-nya menerapkan hudud dan qishash, sebagai manifestasi hukum syariah?

Ketika Anda mengatakan pemimpin bangsa lain hebat, sudahkan dia tidak berkhianat, berlepas diri dari musuh umat Islam, seperti tidak bersahabat dengan Israel dan Iran?

Saat Anda mengatakan sebuah negara terbaik, benarkah amr ma’ruf nahyi munkar ditegakkan?

Sudahkan Anda mengukur kebijakan negara yang dibanggakan dari keterpihakannya untuk muslimin atau fasikin? Seperti legalisasi khamr dan prostitusi?

Apakah yang Anda sanjung-sanjung dari sebuah bangsa, sifatnya dermawan dan banyak yang mengakui amal kebajikannya?

Kira-kira itulah sebagian barometernya. Jika tidak didapati dari yang diidolakan, maka bukanlah atas dasar Islam Anda membela, memuja-muji dan menyanjungnya.

Karena, dalam Islam dikenal konsep al-walaa wal bara, sikap loyal dan berpaling didasari cinta dan benci karena Allah.

Mencintai pemimpin dan sebuah negara karena menegakkan hukum Allah, regulasinya mencerminkan syari’at Islam, serta pemimpinnya yang berpihak kepada kaum muslimin.

Indonesia, tidak kurang dari itu semua. Kekurangan di beberapa hal, bukan alasan menjadikan Anda mencela pemimpin (ulil amri).

Bahkan Arab Saudi pun membuktikan barakah-nya ketika menegakkan syariat Islam di kehidupan berbangsa dan bernegaranya.

Baik Indonesia maupun Saudi, pasti didapati kekurangan dan keburukannya, karena di dunia ini mustahil ma’shum.

Bagaimana dengan Anda, apakah yang termasuk mengagungkan pemimpin dan negara lain tetapi menghinakan pemimpin di negerinya sendiri?

*) Ditulis oleh Abdullah, WNI mukim di Arab Saudi