Share the Ideas oleh: Share the Ideas
promo: Share the Ideas

Bilad Mustahdaf: 3 Hal yang Diincar di Arab Saudi Oleh Musuh-Musuhnya

Bilad Mustahdaf: 3 Hal yang Diincar di Arab Saudi Oleh Musuh-Musuhnya

Setelah beberapa waktu silam pernah dirilis di akun Saudi Special Force, kini potongan rekaman yang mengancam Arab Saudi masuk ke babak yang lebih serius.

Adalah Kementerian Dalam Negeri Kuwait yang menindaklanjuti penyelidikan rekaman antara Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi dengan pimpinan Kuwaiti Ummah Party sekaligus tokoh Ikhwanul Muslimin Kuwait, Hakim al-Mutairi.

Isinya rencana untuk menguasai Haramain, meruntuhkan pemerintahan Arab Saudi, dan merampas kekayaan alamnya.

Menurut Pengamat Timur Tengah dan Dunia Islam, Ibnu Rajab, tiga hal tersebut merupakan incaran banyak pihak.

“Pada rekaman tahun 2003 yang merekayasa pergantian rezim di Saudi sudah pernah tersebar. Begitu juga rekaman suara emir Qatar yang menyatakan bahwa setelah Irak, target berikutnya adalah Saudi. Tentu makar ini berkelindan dengan kepentingan asing terutama Amerika,” Tulis Ibnu Rajab di akun FB-nya.

Tidak hanya Arab Saudi, tetapi juga 2 negara lain juga menjadi incaran setelah Irak; Kuwait dan Bahrain.

Dalam rekaman audio, Gaddafi mengatakan: “mengapa Saudi, Kuwait dan Bahrain tetap aman, mengapa Haramain tetap di bawah kendali Saudi, mengapa Kerajaan itu tetap memiliki kekayaan alam yang besar?”

Ibnu Rajab juga menulis, bahwa ketangguhan Saudi menghadapi gempuran berkali-kali, mempertaruhkan kekuatan lobinya terutama jika tekanan datang dari AS.

Dalam buku “Shadow Wars in The Middle East“, disebutkan ancaman Saudi untuk menarik assetnya di AS sebesar 750 milyar dollar, jika terus dituduh sebagai negara teroris. AS pun lantas diam.

Penargetan ini yang kemudian direspon oleh Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi, Syaikh Abdullatif Al-Asyaikh. Dia mengingatkan terhadap upaya “Jama’ah Ikhwan” yang berusaha memecahbelah negara Ahlu Sunnah.

BACA: Syaikh Abdullatif Al-Asyaikh Ingatkan Upaya Memecah-Belah Arab Saudi

Upaya merongrong Kerajaan Arab Saudi juga muncul dari dalam negeri. Terutama saat Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman (MBS) memberesi tata kelola negaranya agar terbebas fasad (korupsi, kolus, nepotisme).

Di antaranya yang selalu digembar-gemborkan media untuk mencitrakan kekacauan di Arab Saudi adalah provokasi Khalid bin Farhan bin Abdul Aziz bin Saud bin Nasser Al Saud.

Seorang pangeran yang tidak tergolong ke dalam sebutan “shaahibu sumuw malakiy“, alias tidak termasuk ke dalam keluarga kerajaan yang sekarang sedang bertahta.

BACA: Mengenal Gelar Pangeran Arab Saudi

Setelah mendapatkan suaka di Jerman, dia membuat sebuah “Gerakan Kebebasan Orang-orang di Semenanjung Arab.”

Tujuannya dua; merubah sistem pemerintahan di Arab Saudi menjadi sistem politik kerajaan konstitusional parlementer yang bebas dan membantu warga Saudi mendapatkan suaka politik di Eropa, khususnya di Jerman.

Tetapi semua itu sia-sia. Netizen yang ramai mengomentari segala upaya meruntuhkan kedaulatan Arab Saudi, ramai membela raja dan putra mahkotanya.

Ulama kibarpun mengambil perannya mengingatkan fitnah terhadap Arab Saudi. Seperti Peringatan Syaikh Shalih Alu-Fauzan ini:

Serangan yang bukan sekali dua kali dan telah berlangsung sejak lama ini, bukan menjadikan rakyat Saudi tercerai berai, tetapi justru menjadikan mereka solid.

Seperti ketika rumor penangkapan pangeran. Justru muncul hastag #kulluna_salman_kulluna_muhammad (#kamisemua_salman_kamisemua _muhammad).

Tonton videonya:

Dan, Saudi masih akan terus diguncang….