Da’i masyhur asal Arab Saudi, Aidh Al-Qarni, menyerang sangat tajam kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Melalui akun twitternya, syaikh yang terkenal sebagai pengarang buku best seller “Laa Tahzan” ini, mengaku dulu merasa tertipu atas pencitraan Erdogan.
Melalui video yang diunggah sepanjang 6.45 menit tersebut, Al-Qarni mengatakan bahwa pemimpin Turki tersebut sangat memalukan dan dianggap sebagai “pengobral kata-kata.”
Al-Qarni sengaja mengunggah video serangannya tersebut, menebus apa yang telah dilakukannya sebelumnya, yaitu dengan memuji-muji Erdogan. Dia mengklaim bahwa apa yang dikatakannya berdasarkan bukti nyata yang dapat dipertanggunjawabkan.
Dia mengawali dengan mengatakan bahwa sejatinya, keberadaan Presiden Turki saat ini memalukan dan aib. Ini di antaranya memusuhi Biladul Haramain dan tidak mendukung umat Islam.
“Orang ini adalah pemimpin pertama yang mengunjungi Tembok Ratapan Yahudi dengan mengenakan thoqiyah. Ini terdokumentasikan oleh foto, sementara dia mengklaim bahwa dirinya akan membebaskan Yerusalem.” Tegas Al-Qarni.
Syaikh Al-Qarni kemudian menyambung, “Israel memiliki kedutaan besar di negaranya, di Turki. Dia menjual pemasalahan umat Islam di Suriah, dan Libya, Yaman, selalu ikut campur dalam fitnah, kemudian meninggalkannya.”
“Sementara dia mengklaim dirinya menolong umat Islam! Apa yang dilakukannya dibandingkan dengan Arab Saudi yang telah berbuat banyak.” Lanjutnya dengan semangat.
Al-Qarni kemudian menyeru kepada penganggum Erdogan, bahwa dia yang mengklaim mendukung Islam, “bukankah klub malam, pelacuran dan tempat mabuk-mabukkan bersamanya (legal di negara Turki)?”
“Bukankah penganut kuburiyah, sufiyah hululiyah, atheis, semuanya ada (di Turki)?” Lanjutnya.
Kemudian Al-Qarni menyerang Khilafah Utsmani. Menurutnya, Turki Utsmani tidak lebih sebagai penjajah negeri Arab Saudi, Biladul Haramaian. “Semuanya ada terekam dalam buku-buku rujukan,” jelasnya.
Al-Qarni mengaku dirinya berasal dari daerah Selatan Saudi, semua tercatat dalam buku-buku sejarah, bagaimana Turki Utsmani menjajah negerinya. “Masuk sebagai penjajah, membunuh, merampok, menumpahkan darah, tidak menyebarkan ilmu, tauhid, peradaban, produktivitas, atau pertanian.”
Dia menyebutkan juga beberapa peristiwa berdarah sehingga terbantainya qabilah dan penduduk Arab waktu itu. Menurutnya, semua nyata tercantum dalam buku-buku sejarah.
Selanjutnya dia mengkritisi pertemuan Erdogan dengan beberapa kepala negara di Malaysia beberapa waktu silam. Pertemuan tersebut seperti memotong barisan kaum muslimin, karena duduk bersama Iran.
“Berdiri bersama setiap musuh yang memusuhi Arab Saudi dan mengklaim sebagai pemimpin umat Islam. Tetapi pemimpin negara Islam yang sebenarnya adalah Raja Salman bin Abdulaziz. Karena Arab Saudi adalah jantung yang berdetak dan yang selalu mendukung permasalahan umat Islam, dan dukungan terbesar untuk Palestina, adala Arab Saudi.” Tegas Al-Qarni.
Al-Qarni menggambarkan Erdogan sebagai “pengobral kata-kata, yang menjadi tuan rumah bagi para pengkhianat dan pemecah belah bangsa, memperlakukannya sebagai tamu yang terhormat.”
“Dan hal terakhir yang dilakukan para pendukungnya, ketika mereka datang ke al-Haram dan meneriakkan slogan bid’ah khurafat. Mereka berteriak di tempat ibadah, tempat ketaatan, tempat tashbih, ‘dengan jiwa dan darah, kami menebusmu, ya Aqsha’.” Jelas Al-Qarni.
Al-Qarni menyindir mereka dengan pertanyaan, “Dimana kaliam dalam 100 tahun ini? Apa yang telah kalian perbuat untuk Al-Quds?”
“Al-Aqsa di Palestina dan bukan di Mekah! Seharusnya dibasahi dengan doa, tasbih, dengan dzikir. Bukan slogan-slogan bid’ah khurafat yang merusak….. Kembalilah ke negara Anda, jika Anda benar. Perangilah di sana akidah yang sesat, khurafat, bid’ah dan towaf di kuburan, perbuatan-perbuatn syirik. Lawan klub malam, miras dan prostitusi yang ada di Turki. Adapun Kerajaan Arab Saudi akan tetap menjadi pelopor pendukung umat Islam, di bawah kepemimpinan Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Dengan perbuatan, bukan perkataan, dengan akidah bukan slogan.”
“Maka waspadalah terhadap orang ini, yang tidak membantu umat, bekerja sama melawan umat, dia memiliki banyak wajah, penipu, ini bukan dari sifat muslim.”
Di akhir serangannya, Syaikh Al-Qarni mengutip sebuah hadits ciri, “tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati.” Semua sifat tersebut terdapat pada diri orang ini (Erdogan). jll